Sebagai fotografer penuh waktu tentunya waktu kerja saya tidak seperti orang kantoran yang senin - sabtu, pkl. 09.00 - 17.00. Istri saya bekerja kantoran sebagai Pegawai Negeri Sipil, jadi kegiatan antar-jemput sekolah anak saya yang paling besar, Hugo, tentunya menjadi tanggung jawab saya setiap pagi. Setelah selesai membantunya mengerjakan pekerjaan, barulah saya bisa beraktifitas seperti mengajar, baik itu private ataupun group, menulis di blog, networking, meeting, dan tentunya hunting foto di malam hari untuk meyelesaikan photo project.
Read MoreKonsep Baru, Semangat Baru
Halo apa kabar? sudah lama tidak berbagi cerita di blog ini dikarenakan kesibukan mengajar dan keasyikan dengan konsep fotografi baru ditambah lagi dengan hadirnya bayi kecil cantik yang sudah berusia 3 bulan.
“Jadi, di tahun yang baru ini Wira punya konsep apa? Kok sepertinya sibuk sekali setiap malam dan feed Instagramnya berubah total.”
Read MoreSaya Bukan Street Photographer
Apa itu ketakutan? Ketakutan adalah suatu respon emosi kita terhadap ancaman. Ancaman yang bisa terjadi, bisa tidak terjadi. Intinya ancamannya belum terjadi. Itulah alasan utama saya tidak berani motret di jalan atau istilah kekiniannya, nyetrit. Saya tidak biasa menghadapi orang dan susah dekat dengan orang. Jangankan motret portrait secara langsung di jalan, turun ke jalannya saja sudah tidak nyaman.
Untuk mendapatkan foto-foto urban dan bergaya cyberpunk, sebuah konsep photo project saya, saya harus motret di jalan dan malam hari. Di jalannya saja sudah tidak nyaman, ditambah lagi dengan malam hari. Makin tidak nyaman.
Read MoreBerkarya di Mana Saja Bisa
Kemarin sebenarnya saya cukup malas untuk ikut ke Central Park. Kenapa? Ada beberapa alasan, yang paling utama, saya tidak suka ke mal kalau tidak ada keperluan yang spesifik. Saya bukan tipe yang suka pergi ke mal untuk jalan-jalan atau kongkow-kongkow. Saya lebih suka ke coffee shop atau tempat yang tidak terlalu berisik. Kedua, menemani istri arisan. Jangan salah mengerti ya, bukan tidak suka menemani istrinya, tapi tidak suka karena saya tidak tahu nanti harus ngapain di arisan yang isinya ibu-ibu semua hahaha. Ketiga, pikiran saya masih di laptop, banyak yang harus saya kerjakan. Ya kita tidak hidup sendirian, tidak bisa maunya kita saja, harus seimbang agar sama-sama senang. Keempat, Central Park. B. O. S. A. N. Saya sudah membayangkan, "Nanti pasti nongkrong di Tribeca, trus mereka ngobrol-ngobrol, gua mentok-mentok ke smoking area, ngerokok, browsing, trus gua ke Gramedia baca-baca buku, trus gua ke ke Starbucks buat ngopi, dan seterusnya." Ketebak!
Read MoreJapan - A Family Adventure (Day 10 - Hitachi Seaside Park, Tokyo Station, & Akihabara)
Ini hari terakhir kami di Jepang, besok sudah harus pulang ke Jakarta dengan pesawat sore. Hari ini jadwal kami adalah mengunjungi Hitachi Seaside Park di Ibaraki. Cukup jauh dan cukup banyak berganti kereta. Berikut cara mencapai Hitachi Seaside Park menggunakan JR Tokyo Wide Pass.
Read More