Adikku Yang Bijak, Akhirnya Kau Datang

 
 

Setiap hari kutabung uang di celenganku,
berharap cepat penuh supaya bisa beli mainan untukmu.

Setiap hari kupikirkan nama untukmu,
cuma aku belum ngerti, jadi kupilih nama-nama aneh.

Setiap hari kutanya mama,
yang lahir perempuan atau laki-laki?
“Yang terbaik dari Tuhan.”, jawab mama. Aku pun setuju.

Setiap hari kutanya mama,
kapan kamu lahir?
“Sebentar lagi”, jawab mama. Itu terus, jawabnya.

Lama.

Waktu kamu lahir,
ku lihat mama menangis kesakitan di rumah sakit.

Mungkin karena habis operasi.
Mungkin karena jahitannya.
Mungkin obatnya salah.

Ku termenung bingung.
Kenapa mama nangis.
Mungkin karena kamu belum juga diantar ke kamar.
Lama lho ku tunggu. 5.5 tahun. Berapa lama lagi aku harus menunggu?


Ingin ku cepat bermain denganmu,
karena lama ku sendiri.

Ku ingin kau menemaniku bermain Lego.
Asal jangan kamu telan ya.

 
 

Ku ingin kau menemaniku menonton bola.
Aku hafal banyak nama pemain bola.
Jangan bosan ya.

Ku ingin mengajarimu membaca, menulis dan menggambar.
Itu kesenanganku, aku harap kamu juga senang aku ajarkan.

Ku ingin mengajarimu banyak hal,
karena papa mama sudah banyak mengajarkanku.

Aku tak tahu harus bilang apa.
Kamu mungil sekali dik.

Kamu tidur.
Aku tertawa.

Aku senang.
Adikku yang bijak, kamu sudah datang.

Roito Agasthi Charusheela Siahaan.

Namamu diberi sama ompung kita dan papa mama.

Adikku yang bijaksana dan berkarakter baik sudah datang.

Lama kau kutunggu.

 
 

Jakarta, 15 Oktober 2018.

RS Pelni.

Abangmu,

Hugo