Petak Sembilan dan Imlek 2019

Saya hampir tidak pernah absen memotret suasana Imlek sejak tahun 2014. Mulai dari persiapan, hari H, dan kemudian Cap Go Meh. Tetapi tahun ini cukup berbeda karena saya memotret malam hari selama 2 hari bersama teman-teman grup foto yang berbeda.

Hari pertama saya tiba sebelum gelap, sambil menunggu teman-teman yang ingin ikut motret, saya makan nasi campur di dekat kopi Tak Kie.

Setelah makan saya menunggu di Starbucks di mal baru, Pancoran Chinatown Point, mal keren dengan desain oriental.

Setelah semua teman-teman saya berkumpul, kami langsung menyeberang untuk memulai hunting. Ada tiga jalan menuju Vihara Petak Sembilan. Yang pertama adalah melalui Jl. Toko Tiga yang sedikit memutar mengikuti kali, kedua melalui jalan di sebelah Toko Optik Welliong yang menembus ke Vihara Toasebio dan sekolah Ricci, dan yang ketiga adalah Jl. Kemenangan Raya disamping Bank Mandiri. Kami memilih rute ketiga karena ada banyak lampion di gang tersebut.

Salah satu sudut Pancoran Chinatown Point.

Bagian depan dari Pancoran China Town Point.

Suasana malam di Jl. Pancoran menuju ke Jl. Kemenangan Raya

Salah satu gang di samping Optik Welliong.

Suasana Imlek sudah sangat terasa karena di hari kami datang adalah H-6. Lampion-lampion sudah terpasang dan pernak-pernik dan segala kebutuhan Imlek sudah dijual disini. Jadi jangan heran di bagian depan jalan ini warna merah mendominasi.

Masuk terus menyusuri gang hingga menemui pasar. Pasar disini selalu dilalui motor, jadi waktu malam hari akan menghasilkan mood yang cukup dramatis apalagi jika sehabis hujan. Cahaya akan memantul di jalan dan di tenda-tenda sepanjang jalan. Oh ya, motret malam hari cukup menyenangkan, selain cahaya yang konstan dan dramatis di gang-gang, orang-orang lebih rileks karena rata-rata toko sudah tutup dan mereka bersantai-santai melihat gadget atau berbincang-bincang.

Vihara Dharma Bhakti terletak di sebelah kanan setelah pasar ini. Sambil menunggu teman-teman yang masih tertinggal di belakang, saya pun memotret gang-gang di sekitar sini dan memotret teman-teman yang sudah bersama saya.

_WIR9518.jpg

Setelah semua tiba kami pun memasukin Vihara Dharma Bhakti. Saya cukup terkejut dengan perubahan Vihara ini. Pada tahun 2015, ruang ibadah Vihara ini terbakar dan hingga saat ini ruang ibadah utama belum juga bisa digunakan. Perubahan yang cukup terlihat adalah lampu-lampu lampion dan lampu-lampu LED penghias yang cukup banyak di sekitar Vihara ini sehingga membuatnya terlihat modern. Jika disuruh memilih, saya lebih menyukai Vihara Dharma Bhakti yang lama.

Setelah puas berkeliling Vihara, kami pun keluar menuju Vihara Toasebio melalui Jl. Kemenangan III. Ada 2 spot menarik untuk difoto di jalan ini, pertama adalah Jl. Kemenangan IV yang dihiasi lampion, terletak sebelum Alfa Mart dan yang kedua adalah Altar Pak Kung tidak jauh setelah Alfa Mart di sebelah kiri, berdampingan dengan Jl. Kemenangan VI. Sebuah spot menarik juga untuk memotret suasana Imlek.

 

Lampion menghiasi Jl. Kemenangan IV, semakin memeriahkan suasana Imlek.

 

Altar Pak Kung yang berdampingan dengan Jl. Kemenangan VI

Kembali menyusuri Jl. Kemenangan III yang cukup ramai. Di jalan utama ini cukup meriah karena dihiasi lampion cukup banyak, sayangnya lampion-lampion tersebut dipasang bersamaan dengan spanduk-spanduk yang justru mengganggu.

 

Spanduk kuning di belakang lampion yang mengganggu.

 

Di ujung jalan ini lah terletak Vihara Toasebio. Karena kami sudah lapar, kami tidak langsung masuk ke dalam, tetapi lebih dulu makan nasi Ulam yang berjualan persis di depan pintu Vihara ini. Setelah kenyang barulah kami masuk ke dalam untuk melihat-lihat dan sebelum motret-motret kami minta ijin dulu kepada penjaga disitu. Setelah dibolehkan barulah kami berkeliling. Vihara ini tidak sebesar Vihara Dharma Bhakti dan sudah sangat sepi, jadi hanya kami dan penjaga Vihara ini yang ada di dalam.

Portrait Andreas (Instagram), salah satu teman dalam grup hunting hari pertama dan kedua.

Nah setelah dari Vihara ini, ada 2 jalan untuk menuju kembali ke Pancoran China Town Point. Pertama adalah melalui Jl. Toko Tiga. Cukup dengan mengikuti Jl. Kemenangan III ini sampai dengan perempatan besar, lalu belok ke kanan menyusuri kali. Opsi kedua adalah dengan memasuki gang kecil di arah Barat Laut dari pintu utama Vihara Toasebio.

Opsi pertama kami ambil di hari pertama. Menyusuri kali kami menemukan banyak spot-spot unik di sekitar Jl. Toko Tiga.

Tempat ini adalah ujung Jl. Toko Tiga. Terletak persis di samping Pantjoran China Town Point.

Lalu opsi kedua yang kami ambil di hari kedua memiliki mood yang berbeda dengan opsi pertama. Gang sempit dan berliku disertai dengan cahaya remang-remang menembus dari pohon dan terpal-terpal memberikan mood yang cukup unik.

 

Group portrait dari peserta hunting hari kedua. (kiiri ke kanan): Sigit, Rudy, Ned.

 
Salah satu gang dengan mood yang sangat saya sukai.

Salah satu gang dengan mood yang sangat saya sukai.

Kami pun tiba di ujung gang, kembali ke Jl. Pancoran. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar kami pun berpisah satu dengan yang lain menuju rumah. 2 hari yang sangat menyenangkan karena melihat sisi lain dari Petak Sembilan, dimana biasanya hanya dipotret pada pagi hingga sore hari.

Hari Imlek yang ditunggu pun tiba, saya sendiri menyimpan energi karena tahu malam nanti akan ada kembang api yang akan dipasang oleh tetangga-tetangga saya. Penyalaan kembang api ini adalah yang selalu saya tunggu setiap tahun.

Dalam budaya tradisional Tiongkok, petasan pada awalnya digunakan untuk menakuti roh jahat. Banyak keluarga menyalakan petasan sebelum Malam Tahun Baru untuk mengundang leluhur merayakan festival bersama. Ini juga merupakan cara untuk menambahkan suasana gembira ke festival dan itu membawa kebahagiaan besar.

Di lingkungan saya, petasan dan kembang api dinyalakan sekitar pukul 19.00 hingga tengah malam, tetangga saya mengatakan kepada saya bahwa petasan dan kembang api berangkat pada tengah malam untuk menakut-nakuti roh jahat dan merayakan kedatangan tahun baru dan beberapa tetangga saya juga menyalakan petasan di pagi hari ketika mereka membuka pintu atau sebelum mereka pergi. Ini melambangkan keberuntungan sepanjang tahun.

Demikianlah cerita-cerita dan foto-foto Imlek 2019 yang saya ambil dengan pendekatan jauh berbeda ketimbang tahun-tahun sebelumnya. Terima kasih kepada teman-teman grup hunting #virusmalam, semoga foto-fotonya makin joss semua. Happy Chinese New Year 2019. Kiranya kita semua sehat dan sukses selalu di tahun Babi Tanah ini.

 

Taken by Rio (Instagram). Thanks bro :)

 

Terima kasih sudah membaca.

Wira Siahaan