Sekitar Petak Sembilan

Bangun pagi entah kenapa tiba-tiba kepingin foto-foto persiapan Imlek di Jakarta, langsung teringat pada saat saya foto-foto Imlek di Vihara Dharma Bhakti tahun 2015 kemarin.  Tidak lama setelah saya foto-foto disitu, Vihara tersebut terbakar di bagian belakang.  Sialnya, saya hanya punya hari ini untuk hunting foto bertema Imlek dikarenakan berhalangan dari hari Sabtu sampai dengan Senin.  Dan sekarang saya penasaran sudah seperti apa Vihara tersebut.  Akhirnya pagi itu juga saya kontak teman saya Firdy yang saya tahu cukup hafal daerah Petak Sembilan dan Ia pun bersedia.

Langsung saya packing tas kamera dan menuju Petak Sembilan menggunakan mobil.  Entah kenapa jalanan menuju kesana dimulai dari Harmoni macet luar biasa dan menurut informasi dari Firdy ada demo dan Ia pun menyuruh saya parkir di Gajah Mada Plaza agar dijemput.

Setelah dijemput kami pun menuju Petak Sembilan melalui gang-gang yang saya belum pernah lalui sebelumnya.  Setelah tiba di Petak Sembilan saya pun berkeliling-keliling sebelum mengambil foto, melihat bagian-bagian yang terbakar tahun kemarin.  Tampak juga wartawan-wartawan DAAI TV dan TVRI sedang meliput juga. 

Suasana di Vihara ini hidup sekali, semua sibuk mempersiapkan segala dekorasi dan keperluan ibadah untuk hari Senin nanti.  Gerimis dan angin membuat campuran wangi tanah terkena air ditambah wangi hio yang khas pun menyambut setibanya saya di sana.  Saya pun mengambil kamera dan mulai mengambil beberapa foto di aula yang pernah terbakar.  Cukup sedih saya melihat bekas-bekas terbakar, terutama di bagian belakang ruangan ini, ditutupin plastik hitam karena belum selesai direnovasi.

Lalu saya memasuki Vihara bagian tengah disambut oleh tante yang menjaga tempat ini, saya tersenyum menyapa dan Ia pun tersenyum ramah sambil menawarkan saya makan :) Saya ijin untuk menyusuri tempat ini hingga ke Vihara samping yang menyatu dengan Vihara ini. 

Setelah selesai lihat-lihat di bagian dalam kami pun menuju keluar karena saya melihat ada yang sedang membakar-bakar sesuatu tetapi kurang jelas terlihat dari dalam.  Lalu ada seorang bapak-bapak tua dan seorang ibu-ibu sedang makan di luar, saya duduk tepat di seberang mereka, mengamati, dan cukup terhibur karena melihat kucing putih bermain di sekitar mereka sambil merengek minta bagian makanan.  Apalagi daritadi saya hanya melihat warna merah semenjak tiba, dan sekarang cukup warna-warni, ada biru, hijau dari pohoh, menyenangkan sekali.  Saya mengambil beberapa frame kejadian di depan saya ini, dan foto dibawah ini yang paling saya suka.  

Nah ada fotografer yang bilang, sekali-sekali, jangan cuma melihat ke depan atau ke bawah, coba lihat ke atas. Dan saya pun melihat ke atas, nah kan bener, ada kombinasi warna yang saya suka, warna-warna pastel.  Tepat di atas gerbang Vihara Dharma Bhakti.  Bagi yang datang kesini, jangan lupa lihat, siapa tahu suka warna-warna pastel seperti saya juga.

Senang sekali saya melihat lampion-lampion digantung, terutama saat lampion-lampion tertiup angin mereka bergoyang, sepertinya ingin segera hari Senin. Bapak yang memasang lampion pun sedikit kerepotan karena angin yang bertiup cukup menyulitkannya memasang lampion-lampion yang masih banyak.  Semangat pak. 

Setelah selesai dari Vihara Dharma Bhakti, kami pun naik motor menuju gang-gang di sekitar, kata Firdy, "pokoknya disini lu gak boleh ngalah, kalo lu ngalah kasih orang lewat terus, yang ada lu dimarahin sama orang di belakang"  Buset, keras juga ya.  Tapi ada benarnya juga, kalau terlalu sabar di gang-gang ini, bisa-bisa kita terkena bengek apabila dibelakang bajaj terlalu lama hehe.  Dan pada saat melewati sebuah gang saya melihat ada ruangan kecil dengan banyak cat-cat dan kaligrafi.  Saya langsung menyadari tempat yang berbeda itu karena terletak di tengah-tengah tempat makanan.  Lain sendiri.  Saya tanya Firdy, “Itu tempat apa?”, tetapi dia tidak tahu. Setelah parkir motor saya pun kembali berjalan menuju tempat tersebut karena penasaran dan menemukan bahwa tempat tersebut ternyata sebuah tempat jasa kaligrafi.  Wah saya benar-benar kagum, karena saya sendiri sedang mempelajari bahasa Jepang beserta Kanji-nya dan saya sangat ingin memiliki perlengkapan kaligrafi seperti ini.  

Setelah mengamati beberapa saat saya pun memberanikan diri bertanya apakah saya boleh mengambil foto dan diperbolehkan.  Posisi workshop Kaligrafi ini harus memasuki gang yang ada di depan Vihara Dharma Jaya (Klenteng Toasebio).  Jangan tertukar dengan Vihara Toasebio yang ada di sekitar Jl. Kemurnian.  Ini posisi Workshop dilihat di  Google Maps

Setelah selesai mengambil foto dan mengucapkan terima kasih, kami pun berjalan kembali menyusuri gang kecil ini untuk mencari makan siang.  Gang ini seperti tidak ada ujungnya, ditutupi terpal di bagian atas agar tidak terlalu terik dan tidak terguyur hujan terlalu parah.  Terpal-terpal tersebut membuat suasana gang-gang disini menjadi seperti agak 'dingin' karena warna terpal biru membuat semuanya menjadi biru.  Banyak pilihan makanan disekitar sini, dalam kondisi lapar, wangi-wangi makanan menyerbu hidung saya membuat gemuruh di dalam perut semakin sadis.  Firdy mengajak makan baso yang ada di sekitar situ yang menurut dia enak, yasudah kami pun mampir, percaya aja deh sama guide haha, dan untungnya benar ternyata enak :)  Nama tempat basonya, Baso Wonogiri Idola Remaja.  

Selesai makan kami terus menyusuri gang melihat-lihat.  Gerimis juga tidak ada tanda-tanda mau berhenti.  Kami pun tiba di ujung gang yang tembus ke Jl. Pancoran.  Saya pun terkagum-kagum, rasanya kok aneh, saya jadi turis di kota saya sendiri.  Tinggal 20 tahun lebih di Jakarta dan ternyata saya tidak tahu apa-apa.  Karena sekarang ini mendekati Imlek, tidak heran apabila seluruh gang bertemakan Imlek, warna merah dan emas.  Jadi penasaran apabila setelah lewat Imlek dan Cap Go Meh, kaya apa ya suasana disini.  Hmm, jadi ada alasan untuk balik lagi.

Photo Credit: Firdy CWC Lewis

Photo Credit: Firdy CWC Lewis

Tidak lama saya pun diantar kembali ke Gajah Mada Plaza melewati entah gang apa lagi yang terus buat saya melongo.  Dalam hati, “nanti kerjain Firdy lagi ah supaya saya di guide kembali ke sekitar sini :)”

Terima kasih Firdy untuk waktunya.

Selamat merayakan Imlek bagi teman-teman yang merayakan. 


Wira Siahaan