Kami bangun cukup pagi karena cukup jauh perjalanan kami hari ini. Pukul 07.00 Hugo masih bermalas-malasan di depan jendela hotel sementara kami membuat sarapan. Lalu tidak lama kami keluar hotel dan senang sekali rasanya menikmati udara segar (less poluted) dan matahari pagi walaupun pagi-pagi dinginnya minta ampun. Ada satu alasan kenapa kami ‘ngotot’ hari pertama tiba di Korea Selatan kami langsung ambil penerbangan lagi ke Pulau Jeju, alasannya adalah karena musim semi (spring) lebih dulu di Pulau Jeju dibanding di Seoul dan kami sudah mengincar Cherry Blossom Festival di Jeju Sports Complex yang hanya diadakan selama dua hari dan hari ini hari terakhir.
Tips itinerary. Banyak-banyaklah browsing internet dan mencari informasi sebanyak-banyaknya sebelum pergi ke suatu negara, terutama untuk mengetahui ada festival apa di negara tersebut, karena biasanya suatu festival itu mencerminkan budaya suatu negara.
Sebelum kami berangkat, saya menemui Daniel, pemilik hotel, untuk meminta tolong menuliskan dalam Hangul destinasi kami, yaitu Soesokkak Estuary dan dia menuliskan di secarik kertas. Sangat menolong apabila tersesat di Korea Selatan, tulislah destinasi dalam huruf Hangul, jangan abjad. Kami pun berjalan kaki menuju terminal bis dan kami menemukan pohon cherry pertama kami di Korea Selatan. Foto dulu kalau begitu :)
Pkl. 08.00 pagi di Korea Selatan ini masih sepi, bahkan pkl. 06.00 pagi saya bangun, keluar hotel untuk meregangkan badan sedikit sampai dengan pukul 7, pemilik hotel kami belum juga muncul, mungkin secara rata-rata masuk kerja sepertinya sekitar jam 10 pagi. Mobil pun belum banyak yang melintas kecuali bis dan taxi.
Kami mengambil bis No. 730 dari depan e-Mart. Jangan lupa tap T-Money di mesin tap di samping supir.
Perjalanan memakan waktu kurang lebih 30 menit ke arah Timur Pulau Jeju. Kami pun turun di Dure Vile Station lalu bertanya kepada orang-orang sekitar ke arah mana kami harus berjalan. Kami pun menemui sepasang hikers lokal (kemungkinan dari luar Pulau Jeju) yang ingin menuju ke Soesokkak Estuary dan kami mengikuti dari belakang sambil ngobrol dan mereka menjelaskan hal-hal trivial seputar Jeju Island selama perjalanan, dengan bahasa Inggris terbatas tentunya :)
O iya, mengenai hikers, Pulau Jeju ini memiliki cara unik untuk mempromosikan wisata dan memperkenalkan budaya mereka, yaitu dengan cara hiking mengelilingi Pulau Jeju yang mereka sebut dengan Jeju Olle Trail. Jeju Olle Trail tersebar di seluruh pulau dengan urutan nomor, walaupun nomor tersebut tidak mencerminkan tingkat kesulitan, dsb. Banyak kode-kode tersebar di seluruh pulau (di jalan-jalan) yang membantu para hikers agar dapat menyelesaikan hiking. Contohnya adalah simbol ganse pony berwarna biru dan pita-pita oranye dan biru yang bertuliskan Jeju Olle. Nah, Soesokkak Estuary ini terdapat pada jalur Jeju Olle Trail No. 6. Untuk info lebih lengkap mengenai Jeju Olle Trail bisa dilihat di Jeju Olle Trail Information dan jejuolle.org.
Kami pun mengikuti hikers ini dan banyak juga berpapasan dengan hikers lain. Banyak pemandangan menarik selama kami berjalan kaki kurang lebih 30 menit. Akhirnya kami pun tiba di Soesokkak Estuary dan ternyata harus berjalan lagi sekitar 15 menit ke dalam. Karena ini weekend, tempat ini pun ramai wisatawan lokal maupun mancanegara.
SOESOKKAK ESTUARY
쇠소깍
Kami tadinya ingin menaiki rakit khas Pulau Jeju ini, cuma ternyata sudah full booked sampai pkl. 4 sore, kecewa deh, tapi tidak apa-apa banyak pemandangan menarik di sini. Ada pantai Soesokkak, banyak jajanan yang enak-enak, terutama yang paling ramai adalah Tangerine Ice Cream. Es krim dengan rasa jeruk Pulau Jeju yang mereka sebut dengan Hallabong Ice Cream.
Hugo pun mencoba menaiki semacam jungkat-jungkit tapi dengan karet yang diikatkan di pinggang, mencoba semua jajanan disitu, dan lihat-lihat sungai. Kami menghabiskan waktu disini sekitar 3 jam, bersantai saja duduk-duduk sambil menikmati suasana. Lalu kami pun berjalan menuju jalan raya untuk menaiki bis menuju Dongmun Market. Tadinya setelah dari sini kami ingin langsung ke Cheonjicheon Falls untuk melihat air terjun, cuma kami takut terlalu sore nanti untuk melihat Cherry Blossom Festival karena perjalanan ke sana memakan waktu 1.5 jam.
Setelah tiba di terminal bis, seharusnya kami menaiki bis No. 100 tapi kami sedikit curiga kenapa tidak datang-datang dan kami pun bertanya ke mahasiswa yang kebetulan sedang menunggu. Mahasiswa ini grogi berat karena dia ingin membantu cuma sama sekali tidak bisa bahasa Inggris. Akhirnya dia pun menggunakan google translate di handphone nya yang intinya berkata bahwa dia pun menuju ke arah sana cuma nanti berpisah di tengah jalan. Kami pun mengerti dan menaiki bis No. 100 yang akhirnya datang juga. Selama di bis sedikit-sedikit dia melihat ke belakang dan menyodorkan handphonenya yang sudah ada tulisan bahasa Inggris di google translate yang intinya bilang sedikit lagi sampai haha.
Perjalanan memakan waktu sekitar 1 jam, cukup cepat karena bis di Korea Selatan ini seperti raja jalanan, ngebut terus dan apabila ada jalanan tidak rata pun dia tidak melambatkan lajunya. Jangan duduk di belakang apabila tidak ingin mabuk darat.
Setelah turun dari bis, ternyata Dongmun Market menurut GPS di handphone mahasiswa ini harus berjalan sekitar 30 menit lagi. Dia berkata (melalui goggle translate) bahwa dia menuju ke satu titik (dia tunjuk di map) dan Dongmun Market ada di titik yang lain, intinya akan ada dimana kami berpisah jalan. Kami pun berjalan kaki, tapi setelah 10 menit berjalan dia baru bilang kalau ternyata salah arah haha akhirnya kami pun memutar lagi.
Tips menanyakan jalan. Kebanyakan masyarakat Korea Selatan tidak tahu lokasi, walaupun lokasi yang kita tanyakan hanya berjarak 5 menit dari dia dan mereka pun sering bingung melihat peta dan peta GPS.
Sambil berjalan, adik ipar saya menanyakan dalam bahasa Korea nama dari mahasiswa ini, dia bilang namanya Minjae, asli Daegu dan kuliah di Busan, ke Pulau Jeju ini sedang berlibur. Wah kami merepotkan orang yang lagi liburan hehe.
Tips berjalan kaki di Korea Selatan. Di Korea Selatan ini hampir semua jalan berbukit-bukit, jarang ada yang datar terus. Siapkan sepatu yang nyaman dan stroller yang kuat untuk bayi. Lalu sering-seringlah lihat kiri-kanan sebelum melintas di jalan yang tidak ada lampu merah, karena pengendara motor dan mobil disini cukup kencang berkendara. Kami hampir tertabrak motor pada saat menyeberang jalan di suatu gang.
Bersih sekali lingkungan di jalur kami berjalan kaki. Tak satupun puntung rokok atau sampah kami lihat. Pohon-pohon rindang karena sedang musim semi. Cuma betis kami saja yang jadi korban karena jalanan naik-turun.
Kami pun tiba di Dongmun Market. Sebelum berpisah, kami pun berfoto bersama dan Minjae meminta foto kami sekeluarga. Saling meng-add Facebook dan kami pun berpisah. Thank you Minjae. :)
JEJU DONGMUN TRADITIONAL MARKET
동문재래시장
Dongmun Market ini sudah ada sejak tahun 1945, pernah terbakar habis di tahun 1954 dan dibangun kembali di lokasi yang baru yaitu lokasi tempat kami berkunjung sekarang. Kami memilih untuk datang kesini karena banyak oleh-oleh khas Pulau Jeju disini dengan harga jauh lebih murah dibanding tempat lain lalu dengar-dengar makanan disini juga enak.
Kami pun membeli coklat khas Jeju yaitu coklat kacang, patung Dol Hareubang, dll. Satu tas besar pun penuh. Pasar disini adalah pasar kering, tidak ada terihat lantai becek. Ada hal lucu disini, Hugo nangis-nangis minta dibelikan gantungan kunci, mungkin dia tertarik karena warnanya. Dan ada seorang tua yang mendengar Hugo nangis dan dia mengambilkan kerupuk dari tas nya dan diberikan ke Hugo sambil cubit-cubit pipi Hugo. Mungkin dia pikir Hugo lapar makanya nangis haha.
Setelah berbelanja, kami mengelilingi pasar tradisional ini untuk mencari makanan dan kami menemukan tempat makan tepat di tengah pasar. Tempat makan ini bersih sekali dan cukup ramai. Penjualnya tidak bisa bahasa Inggris cuma cukup faham menggunakan kode-kode yang mudah kami mengerti dan kami pun memesan menu set untuk 3 orang. Setelah datang barulah kami terkejut, ini bukan menu untuk 3 orang, tapi mungkin untuk 5 orang. Entah bagaimana cara menghabiskannya. Setelah kami lihat ke kiri, ada sepasang muda/i yang sedang memakan menu yang sama, cuma berdua!.
Tips memesan makanan di Korea Selatan. Porsi di Korea Selatan besar, jangan memesan terlalu banyak, bisa-bisa tidak habis. Mereka sangat kesal apabila makanan yang kita pesan tidak habis.
Saya pun melihat di piring yang besar ada yang berwarna putih seperti bihun, saya ambil dan saya makan, rasanya aneh sekali cenderung pahit. Lalu sambil berlari datang pemilik kedainya dan sambil tertawa dia tunjuk, ‘white’, ‘no!’. Wah ternyata tidak boleh dimakan haha, pasangan muda/i di sebelah kami pun tertawa terkekeh. Lalu mereka bertanya kami darimana dalam bahasa Inggris, kami bilang dari Indonesia. Mereka pun mengajarkan kami apa saja yang boleh dimakan dan saos mana yang digunakan. Menu yang kami pesat mirip menu makanan Jepang, ada semacam sashimi dan sushi, yang membedakan adalah banyak piring-piring kecil berisikan saus yang kami awalnya tidak mengerti kombinasinya, setelah diajarkan barulah kami tahu. Tempat makan ini sangat recommended, kami pun puas. Walaupun menu set ini bagi kami cukup mahal, tetapi servis yang diberikan baik sekali.
Tips etiket makan di Korea Selatan (agar tidak dipelototin tamu-tamu lain di sebelah pada saat makan hehe).
1. Jangan pernah menancapkan sumpit di mangkuk nasi.
2. Taruhlah sisa makanan yang tidak termakan (tulang, duri, biji-bijian, dll.) di suatu tempat di tutup dengan tissue agar tidak terlihat.
3. Jangan angkat mangkuk nasi/sup saat makan. Berbeda dengan orang Jepang, orang Korea Selatan makan dengan mangkuk di meja.
4. Jika ingin bersin atau batuk. Tutup mulut dan hidung dan bersin/batuk dengan cara menghadap ke samping, jangan ke depan meja.
5. Jangan membaca, melihat handphone/gadget saat makan, tidak sopan.
6. Jangan makan terlalu berisik. Terutama bunyi mulut saat mengunyah dan bunyi-bunyian sendok atau sumpit terkena mangkok.
Agak repot etiket makan seperti ini apabila tidak biasa. Hargailah budaya suatu negara apabila kita sedang berkunjung dan mereka pun akan melihat kita, turis Indonesia ternyata menghargai budaya mereka dan mereka pun akan berlaku sama pada saat berkunjung ke Indonesia.
Setelah selesai makan, kami keluar untuk mencari taxi menuju Jeju Sports Complex untuk melihat Cherry Blossom Festival. Kenapa naik taxi?
Tips transportasi di Pulau Jeju. Kira-kira jarak ke tempat tujuan. Apabila cukup dekat dan pergi minimum 3 orang, lebih baik naik taxi. Biaya bis per orang adalah 1.050 KRW, dikali 3 menjadi 3.150 KRW dan biaya taxi kami adalah 3.000 KRW, lebih murah 150 KRW. Apabila jarak cukup jauh, maka bis adalah pilihan utama.
Perjalanan hanya sekitar 15 menit dan supir taxi kami ternyata senang ngobrol dan bahasa Inggris cukup bagus, dia pun bercerita tentang kota Seogwipo dan sekitarnya.
JEJU SPORTS COMPLEX
제주종합경기장
Akhirnya kami pun tiba di Jeju Sports Complex. Sudah ramai sekali pengunjung yang berfoto-foto di pohon Cherry dan sepertinya Nanta Show sebentar lagi mulai.
Sulit sekali mau foto-foto disini karena ramai turis, apalagi selfie-stick dimana-mana. Setelah berhasil mengambil foto bersama kami masuk lagi ke dalam untuk menikmati Nanta Show. Beli kopi panas dulu karena hawanya dinginnya menusuk tulang.
Ada kisah lucu lagi, saya belikan balon untuk Hugo dan ternyata setelah setengah jam dia ingin balon yang lain, balon Pororo. Dia pergi sendiri ke penjual balonnya, minta sendiri, dan si penjual tunjuk-tunjuk ke saya dan saya geleng-geleng. Lalu, Hugo pun menangis dan orang disekitarnya tertawa hahaha. Pas musik Nanta Show mulai dia pun teralihkan dan mulai joget-joget sendiri sambil dilihatin orang yang lalu lalang.
Kami menghabiskan waktu cukup lama disini, sekitar 3.5 jam. Sambil berjalan ke arah keluar karena sudah cukup larut, kami menikmati street food yang tersedia disini. Cukup banyak variasinya sehingga bingung juga mau beli yang mana. Hugo seperti biasa beli es krim plus pedang-pedangan.
Setelah kenyang kami pun keluar stadion untuk berjalan ke arah terminal bis dan mengambil bis No. 780 untuk pulang. Perjalanan memakan waktu sekitar 1.5 jam.
Tiba di hotel dan setelah beres-beres langsung tidur untuk persiapan tenaga besok.
Selesai sudah Family Adventure kami hari kedua (Part-3) di Pulau Jeju, sampai jumpa di Part-4. Udo Island, Seongsan Ilchulbong, dan Seopjikoji.
Wira Siahaan