Japan - A Family Adventure (Day 5 - Fushimi Inari & Toei Kyoto Studio Park)

Seperti biasa, pkl. 05.30 pagi saya sudah bangun untuk curi waktu foto-foto disekitar ryokan.  Kemarin pagi ada satu spot yang sempat saya 'pantengin' cuma karena kurangnya waktu terpaksa saya ulang lagi hari ini.  Saya memang tidak bisa diam, setiap kali travel bersama keluarga prioritas saya adalah keluarga, fotografi nomor 2, jadi saya harus pintar-pintar curi waktu untuk foto agar tidak mengganggu itinerary keluarga.  Jadi, saya biasa bangun paling pagi dan tidur paling telat, biar sempat hunting.  Saya pernah menuliskan bagaimana cara menyeimbangkan hobby fotografi dan perjalanan keluarga untuk Fujiguys Indonesia sebuah komunitas tempat saya bernaung.  Bisa dibaca disini.

Selesai foto-foto saya pun kembali dan receptionist ryokan yang berbeda menyambut, wanita Indonesia yang bernama Maria.  Wah bertemu teman sebangsa itu sangat menyenangkan, saya pun tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk bertanya suka-dukanya selama kuliah dan bekerja di Jepang.  Pengalaman yang sangat menarik.

Hari ini kami early check-out dan menitipkan koper di ryokan agar kami bisa berjalan-jalan dahulu dan mengambil semuanya kemudian.  Tujuan kami ada 2 lokasi yaitu Fushimi Inari Taisha dan Toei Kyoto Studio Park.


Fushimi Inari Taisha
(伏見稲荷大社)


Tidak sulit untuk mencapai Fushimi Inari Taisha, gunakan JR Nara Line dan turun di Inari Station.  Jangan lupa bagi pengguna JR Pass, Nara Line ini tercover ya.  Inari Station hanya berjarak 2 stasiun dari Kyoto Station, tak terasa sudah tiba dan pintu keluar yang kecil itu diserbut banyak sekali manusia.  Padahal masih pagi sekali lho, pkl. 07.30.  Memang kalau musim libur Fushimi Inari biasa sangat ramai dikunjungi wisatawan internasional.

Fushimi Inari adalah sebuah kuil Inari yang terletak di Fushimi-ku, Kyoto, Jepang.  Kuil ini didirikan untuk menghormati Inari no Kami (稲荷の), dewa hasil pertanian, dan rubah adalah pembawa pesan dari Inari no Kami.  Makanya tidak heran terlihat patung rubah di kuil ini dan ada beberapa patung rubah yang terlihat menggigit kunci, kunci tersebut adalah kunci lumbung padi.  Ada banyak sekali kuil Inari tersebar di seluruh Jepang, jumlahnya hampir 30.000 kuil yang berpusat di Fushimi Inari.

Turun dari stasiun Inari kita langsung disambut oleh gerbang Torii yang sangat besar.  Gerbang Torii adalah simbol dari kuil Shinto yang dibangun sebagai pintu masuk ke sebuah kuil Shinto.  Gerbang Torii besar di depan Fushimi Inari dibangun oleh Toyotomi Hideyoshi pada tahun 1589.  Selain gerbang Torii besar di depan, kuil ini terkenal karena ada 10.000 gerbang Torii disini.  Yang membuat unik adalah setiap gerbang disini didonasikan oleh perusahaan atau organisasi sebagai ucapan syukur atas kemajuan perusahaan dan dengan harapan akan diberkahi ke depannya.  

Tidak lama kami habiskan waktu disini karena untuk menelusuri hingga ke puncak membutuhkan waktu 3-4 jam dan keadaan terlalu sesak juga jadi kami semua tidak begitu enjoy.  Kami pun turun dan pisah sebentar untuk beli souvenir dan saya melihat-lihat penjualan kimono untuk anak-anak dan sambil berlatih bahasa Jepang saya selalu berusaha sebisa mungkin berkomunikasi dalam bahasa Jepang.  Senangnya saya waktu penjual kimono tersebut memuji saya katanya untuk pemula bahasa Jepang saya cukup bagus dan ternyata si penjual pun cukup bisa berbahasa Indonesia, katanya dia punya beberapa teman orang Indonesia yang bekerja di Jepang.  Wah mantep 😃

Kami pun kembali ke Nagoya Station untuk menuju ke The Toei Uzumasa Eigamura atau biasa disebut Toei Kyoto Studio Park atau Toei Kyoto Movie Land.  Menuju ke Toei menggunakan San-in Line menuju ke Hanazono Station di platform 31-32, line ini pun tercover oleh JR Pass.  Tiba di Hanazono Station, stasiun yang tidak besar dan lingkungan Hanazono pun sepi.  Dari stasiun ini kami berjalan kaki kira-kira 15 menit untuk tiba di Toei Kyoto Studio Park.  Sambil berjalan kaki saya menikmati tempat ini, kami melewati gang demi gang dan melihat rumah-rumah yang unik.  Saya suka sekali vibe di daerah ini.  Tenang.  


The Toei Uzumasa Eigamura / Toei Kyoto Movie Land / Toei Kyoto Studio Park
(東映太秦映画村)


Dari luar kesannya tempat ini adalah tempat yang modern, tidak mencerminkan isinya yang membuat kita seolah-olah mundur ke masa lalu.  Tempat ini adalah sebuah set film dan theme park dijadikan satu, bisa dibilang replika sebuah kota di jaman Edo.  Banyak koleksi bangunan-bangunan tradisional yang sering digunakan untuk pengambilan film-film sejarah dan TV drama, asik untuk foto-foto.

Tiket masuknya seharga 2.200 Yen (dewasa) dan 1.100 Yen (anak-anak).  Masuk ke dalam kami langsung menuju ke atas menggunakan eskalator untuk melihat semua patung kamen rider yang pernah ada.  Wahhh, kaya peluru lepas, itulah anak kami pas tiba di sini.  Matanya berbinar-binar dan setiap ketemu patung kamen rider dia ajak bicara, "hai, halo."

Setelah puas melihat-lihat kamen rider kami pun kembali turun ke bawah dan langsung menuju ke pintu Studio Park Banyak show keren yang ada di tempat ini, seperti Samurai Show, Toei Studio Film Set, dan favorit anak saya, The Clash of Ninjas! The Ninja Show, Sasuke.  Ninja Show yang bercerita mengenai Sasuke Sarutobi dan Hattori Hanzo.  Show nya dengan format theater dikombinasi dengan 3D Projection Mapping, sangat menarik dan menghibur.  Dari awal sebelum ke Jepang dia memang sudah minta ingin lihat dan foto dengan ninja dan akhirnya kesampaian juga 😃 

Toei menarik banget utk anak-anak maupun dewasa karena cukup banyak hiburan yang bisa dinikmati oleh orang dewasa.  Di tempat ini juga bisa menyewa kimono dan berdandan seperti Maiko ataupun Geisha dan berfoto di studio yang sudah disediakan lengkap dengan fotografernya.

Setelah puas di tempat ini kami pun kembali ke Hanazono station dan menuju Kyoto Station.  Tiba di Kyoto Station ibu, anak saya dan adik perempuan saya menunggu di waiting room Kyoto Station menunggu kami mengambil koper dari Ebisu Ryokan dan kembali ke Kyoto Station.  

Jujur, saya sendiri kurang puas di Kyoto, rasanya 2-3 hari lagi baru cukup untuk mengunjungi beberapa lokasi lagi.  Sekarang kami harus meninggalkan kota ini dan menuju Tokyo, dari ibukota lama ke ibukota baru.  Perjalanan menggunakan Shinkansen tidak terlalu terasa karena kami tidur selama perjalanan.  Tiba di Tokyo Station kami pun menyambung ke Ikebukuro Station menggunakan JR Yamanote Line.  Tiba cukup malam di apartemen, kami sudah terlalu lelah untuk mencari makan jauh-jauh lagi, untung saja tepat di sudut sebelum apartemen kami ada Lawson, langsung beli onigiri dan beberapa kaleng bir.

Perjalanan masih panjang, masih 6 hari lagi.  Yeah!

Jangan lupa subscribe ya untuk menerima update blog dan saya akan mengirimkan tips-tips travel dan photography setiap minggunya.

Terima kasih sudah membaca dan sampai bertemu di Hari-6. Disneyland :) 

Wira Siahaan