Tulisan ini adalah karya alm. Ayah saya, Ir. R. H. Siahaan, Ia menulis inhouse leaflet ini dalam rangka Ulang Tahun HKBP Petojo ke-39 pada Hari Minggu, 25 Oktober 1998. Ada beberapa inhouse leaflet, ini adalah salah satunya. Saya menemukan kumpulan leaflet ini di dalam kamar kerjanya dulu yang sekarang sudah berdebu karena jarang dimasuki.
Untuk mengenang Ayahku tercinta yang selalu saja kurindukan.
Prof. DR. Ir. TRUTTWIN
Seorang Guru Besar, pelarian dari kejaran Hitler
Membuka Kuliah Perdana-1955 yang relijius, dengan pertanyaan
Sekiranya Gabriel bertanya sekarang kepada Anda:
"Terhadap apakah Anda berterimakasih kepada Tuhan dalam kehidupan ini?"
Eksistensi manusia dan kemajuannya (progress)
dihidupkan oleh perbedaan-pikirannya (differences);
Pada persamaan dan kesamaan yang mutlak
alam akan menuju kematian dan kehidupan akan berhenti.
Suatu hari, di Kampus Ganesha ITB Bandung berlangsung sebuah kuliah perdana dari sang Mahaguru Jerman di bidang Ilmu Kimia-Fisika, di depan sekitar 60 orang Mahasiswa yang baru masuk. Dia langsung membagi-bagikan secarik kertas (jantung mahasiswa langsung berdegup kencang), hanya seperempat kertas ukuran kwarto, kemudian memberi penjelasan sbb:
Seumur-umur Anda sekarang adalah umur-umur yang dibutuhkan semua Pimpinan bangsa sejak zaman dulu hingga Napoleon Bonaparte (France, 1793), Simon Bolivar (Venezuela, 1811), Otto von Bismarck (German, 1862-1890), Soekarno (1945) dan para pemimpin yang baru lahir kemudian, karena Anda saat ini adalah ibarat selembar kertas putih yang siap ditulisi oleh semua "pikiran, cita-cita, & idealisme kehidupan." Untuk mengetahui siapa Anda, nama Anda tidak berarti apa-apa bagi saya, sebab semua nama Anda hanyalah sebuah tonggak yang tidak berbicara apa-apa, ataupun kalau ada makna dan pesan yang tertera di dalamnya, itu bukanlah pilihan dan persetujuan Anda. Identitas Anda dimulai hari ini, kalau inilah permulaan cita-cita kehidupan pilihan Anda sendiri, maka Anda berada pada posisi yang disebut Goethe, JW.: "Yang terpenting dalam kehidupan ini adalah bukan mengetahui di titik mana Anda berdiri sekarang, tetapi ke arah mana Anda akan melangkah selanjutnya." Pemberian suatu nama adalah cita-cita dari yang melahirkan Anda secara lahiriah, sedang nama Anda sebenarnya adalah realisasi cita-cita Anda yang tersandang kemudian pada nama tsb.
Setelah dia memperkenalkan dirinya, Pelarian Negerinya, karena berkuasanya Adolf Hitler yang menerbitkan Mein Kampf, yang membuat rekayasa ide bahwa Bangsa Pilihan Alam dan Unggul adalah Ras Aria yang memberinya Jerman Raya sebagai Tanah yang "diperuntukkan dan dijanjikannya" kepada Ras-nya dengan jargon "Deutschland uber alles!", dan menempatkan dirinya sendiri dipuncak idenya sebagai Fuhrer yang Saleh dengan sebutan "Heil Hitler", dan demi kehidupan eksistensinya itu, Ia ingin melenyapkan (genocide & holocaust) etnis Yahudi 'Bangsa Pilihan Tuhan'; Ia membuat lambang Swastika, Salib yang dipatah-patahkan sebagai simbol Anti-Kristusnya, yang bermula dari anti Yahudinya, sungguh pun ibunya sendiri adalah seorang Yahudi.
Kemudian Ia meminta agar semua mahasiswa menuliskan hanya dalam satu kalimat pendek atas pertanyaan sebagaimana tsb. pada judul tulisan ini. Dia hanya memberi tempo 3 menit, waktu yang sangat pendek. Setelah selesai, semua kertas dikumpul, mulai dibacakan satu-per-satu jawaban yang masuk, antara lain:
- kepada orang tua yang dengan kemampuannya yang terbatas memberi kesempatan padanya kuliah di ITB.
- atas kesempatan mengagumi panorama Tangkuban Perahu yang selama ini hanya dalam legenda cerita sebagai perahu yang terbalik (Folklore Sunda: "Dayang Sumbi").
- sebagai orang yang langsung datang dari daerah bertemu dengan berbagai Suku Bangsa.
- telah mengetahui dimana Soekarno dulu kuliah dan melihat Aula dimana Ia dulu berpidato berdiri di atas meja di depan dosennya mencetuskan ide Kemerdekaan Indonesia.
Usai membaca, Sang Mahaguru berkata, "Semua benar! Tetapi sekiranya saya dapat berbicara kepada Tuhan, saya akan bertanya: 'Tuhan! Kenapa Engkau menciptakan Ego manusia demikian besar dalam setiap diri manusia?' Anak-anakku semua (sebab dia sudah berumur), jawaban kita kepada pertanyaan Malaikat Gabriel tsb. ialah: Kita harus berterimakasih kepada Tuhan atas diberikanNya kepada kita warna (colors) dalam kehidupan ini, sebab hanya karena ada warna dan mengenalnya, maka Anda dapat melihat segala sesuatu di dunia ini."
(kemudian dia matikan lampu dan ruangan menjadi gelap gulita)
"Lihat", katanya, "kondisi sekarang ini adalah kondisi gelap, karena tidak ada lagi cahaya yang masuk. Pada saat ini Anda tidak lagi melihat apa-apa. Saat ini keberadaan Anda hanya ada, kalau Anda bersuara. Inilah kondisi warna hitam (black color). Bayangkan, sekiranya di ruangan ini hanya ada warna putih dan Anda pun semuanya berwarna putih? Akibatnya akan sama dengan kondisi yang dihasilkan warna hitam tadi: Anda tidak akan melihat apa-apa. Hal yang sama bila semua berwarna biru, merah, hijau, dst. Dengan hanya ada warna tunggal, Anda tidak melihat apa-apa! Terbitnya pelangi (rainbow) di langit adalah Pesan (warning) Tuhan untuk mengingatkan eksistensi manusia di bumi ini "hanya ada", karena adanya warna-warni ini."
"Tetapi lihat", lanjutnya, "adanya warna-warna yang berbeda-beda memberi penglihatan kepada kita, mengenal keberadaan orang dan benda yang lain; tetapi nafas dan denyut kehidupan dunia ini berlanjut, karena adanya perbedaan-perbedaan air samudera serta derajat panas matahari yang berbeda-beda, hingga timbul gelombang lautan yang mendera pantai-pantai dan batu karang yang teguh, angin yang bertiup dan berhembus lembut yang membuat rambut Gadis Remaja yang berkejaran terjuntai-juntai di Pantai Cote d'Azur di Selatan Riviera; tetapi sebagian menjadi topan-beliung El Nino & El Nina yang ganas..., seluruhnya diciptakan untuk menggerakkan perbedaan yang membentuk dataran tinggi dan rendah di bumi ini, untuk menghasilkan enerji potensial, salah satu sumber kehidupan bagi segala ciptaanNya di dunia ini."
"Lihat lagi: Terjungkir baliknya lapisan bumi sebelum adanya kehidupan manusia menghasilkan minyak bumi dan batubara yang juga menjadi sumber tambahan kehidupan kemanusiaan dan juga terbentuknya intan-berlian yang sebagian tergantung di telinga dan dijepit di antara jari-jemari Anda, yang Anda persembahkan di Altar pada pernikahan Anda!"
"Tetapi"...wajahnya menjadi sendu, lanjutnya, "bila Tuhan memberi warna untuk mengenal eksistensi fisik Anda dan diciptakanNya gunung, lembah, samudera dan gelombang, dll. yang menghasilkan enerji potensial yang menjadi sumber kehidupan, maka Tuhan sebenarnya memberi sesuatu yang paling hakiki dalam kehidupan kemanusiaan dan kelangsungannya, ialah: perbedaan pikiran. Dapatkah Anda bayangkan akibatnya, sekiranya tidak ada 'perbedaan pikiran' Anda hari ini dengan hari yang kemarin? Sekiranya kita sejak lahir hanya sama 'pintarnya' dengan saat ini tanpa ada pertumbuhan pikiran? Dan, apa jadinya dunia ini, sekiranya 'pikiran kita' persis sama dengan 'pikiran setiap orang' yang kita temui? "Ingat!", katanya, "hanya dengan 'modul perbedaan pikiran' inilah Anda akan melanjutkan dan mencapai berbagai kemajuan kehidupan dan perubahan dunia ini (development & achievements) ke arah progress. Artinya, berbahagialah Anda, bila Anda bertemu dengan orang yang berbeda 'pikiran & pendapat' dengan Anda, sebab hal tersebut akan memberi Anda pengetahuan tentang siapa Anda sesungguhnya dan identitas Anda yang jelas, setidak-tidaknya memberi tahu Anda siapa Anda dari belakang-punggung Anda yang tidak akan pernah Anda lihat sepanjang hidup Anda. Dan setelah hal ini Anda sadari, Sang Logos, sebagai Pemilik Anda secara utuh, 'fisik & rohaniah', masih memberi Anda sesuatu yang menjadi selimut kehidupan agar kehidupan Anda senantiasa hangat, yakni 'Kasih SayangNya', yang akan menjalin semua perbedaan (the differences & variances) yang terdapat di alam, fisik manusia dan pikirannya.
Saya ingin pesankan dan goreskan dalam lembaran kehidupan Anda, pada saat Anda mulai menuntut persamaan Anda dengan orang lain, hal ini berarti, Anda akan sama dengan orang lain, maka pada saat itu Anda akan mulai kehilangan identitas; dan pada persamaan 'pikiran dan pendapat' yang mutlak, Anda mulai menjadi manusia yang samar-samar, pelan-pelan lenyap, kehidupan mulai redup dan berhenti. Kalau ini akan terjadi, mungkin akan menyusul "Air Bah yang kedua" untuk terciptanya Manusia & kemanusiaan yang lain, baru dan toleran. L'histoire repete? (Sejarah yang berulang kembali?)
Saya meninggalkan Negeri saya, karena di sana pernah terjadi (1942-1945) dan masih belum lenyap (pada waktu itu), pemaksaan penyamaan pikiran secara mutlak (facisme), melenyapkan orang yang berbeda fisik dan pemikirannya secara sistematis.
Jawaban kita kepada Gabriel?
"Mari kita pelihara perbedaan dan kecintaan di antara sesama kita demi kehidupan kita!"
Mazmur 133:1-3, "Nyanyian ziarah Daud. Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun! Seperti minyak yang baik di atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher jubahnya. Seperti embun gunung Hermon yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan berkat, kehidupan untuk selama-lamanya."