2. Komposisi Fotografi (Part - 1)

Kita semua ingin menghasilkan foto-foto yang menarik pada saat pulang dari berlibur baik itu berlibur sendiri ataupun bersama keluarga.  Banyak cara menghasilkan foto yang baik, salah satunya telah dibahas sebelumnya pada artikel Memahami Exposure Triangle, sekarang saatnya keluarkan kamera / ponsel dari tas dan mulai memotret.  

Pada dasarnya tidak ada aturan yang baku dalam hal cara mengabadikan momen, yang ada hanyalah panduan-panduan (guidelines) untuk memperkuat foto anda secara visual.  Apa yang kita lihat sehari-hari pada dasarnya dapat dipisahkan berdasarkan elemen-elemen atau jenis atau warna atau apapun juga.  Secara bawah sadar, secara visual kita sudah memiliki kecenderungan menyukai kejadian-kejadian tertentu.  Sebagai contoh saya sangat menyukai pola (pattern) dan garis (line), saya sangat menikmati secara visual rel kereta api yang lama-lama menghilang di kejauhan, pepohonan yang berbaris, bahkan pola-pola menarik yang sering kita lihat di pagar, dinding, baju, dll.  

Pertanyaan yang sering timbul adalah apabila saya ingin mengambil orang yang sedang naik sepeda / sedang berjalan (yang kita sebut dengan subyek), dalam layar kamera saya atau apabila saya sedang dihadapkan dengan sebuah kertas putih baik itu landscape / portrait, dimanakah sebaiknya subyek saya tempatkan?  Misalkan saya sedang melihat rel kereta menghilang di kejauhan, dimanakah saya harus menempatkan rel kereta tersebut? di kiri? di kanan? tengah?  Atau salah satu pertanyaan saya dulu, saya ingin mengabadikan momen menyenangkan keluarga saya pada saat berlibur, "bagusnya gimana ya?"  Keputusan-keputusan tersebut dapat dihasilkan berdasarkan panduan yang kita sebut sebagai teknik komposisi.


APA ITU KOMPOSISI?


Composition is the act or process of composing; specifically: arrangement into specific proportion or relation and especially into artistic form / Komposisi adalah tindakan atau proses penyusunan; secara khusus: pengaturan menjadi proporsi atau relasi yang spesifik dan terutama menjadi bentuk artistik.
— https://www.merriam-webster.com/dictionary/composition

Berdasarkan definisi komposisi (secara visual) ini sangat jelas bahwa teknik komposisi dapat diaplikasikan ke berbagai macam media visual seperti fotografi (kamera dan ponsel), desain produk dan grafis, lukis, gambar, film, dll.

Berikut adalah teknik komposisi populer yang bisa digunakan sebagai panduan dalam menghasilkan foto menggunakan format rectangle (kecuali disebutkan berbeda):


1. RULE OF THIRDS


Rule of Thirds sangat umum di dunia fotografi.  Sangat membantu menambahkan tensi, keseimbangan, dan membuat hasil karya lebih menarik.  Berikut cara melihat komposisi foto anda secara Rule of Thirds:

  • Kamera
    Kamera digital anda biasanya menyediakan panduan komposisi pada LCD anda. Bisa dimunculkan bisa juga tidak.

  • Adobe Lightroom
    Pada Lightroom, masuk ke menu Develop, lalu klik Crop Overlay atau tekan huruf 'R', Akan muncul di layar anda panduan komposisi berbentuk garis. Tekan 'O' untuk cycle ke panduan-panduan komposisi lainnya. Khusus untuk panduan komposisi Aspect Ratios, Golden Triangle, dan Golden Spiral, anda bisa memilih lagi beberapa pilihan komposisi dengan menekan Shift + 'O'.

    Dengan mode Crop Overlay ini anda bisa menyesuaikan cropping sesuai dengan komposisi yang anda inginkan.

  • Adobe Photoshop
    Setelah membuka file foto anda, klik Crop Tool pada sidebar sebelah kiri atau tekan huruf 'C'. Lalu klik 'Set the overlay options for the Crop Tool' pada bar di atas dan pilih salah 1 dari beberapa opsi panduan komposisi yang ada. Misalnya saya pilih disini Rule of Thirds. Pergilah ke salah satu sudut / sisi kiri kanan / atas foto, click lalu drag ke posisi yang anda inginkan apabila ingin menyesuaikan komposisi anda. Untuk memilih ke panduan komposisi lain sama seperti pada Adobe Lightroom, tekan huruf 'O' sampai anda menemukan panduan komposisi yang anda inginkan.

Rule of Thirds memberikan kita panduan secara visual bahwa subyek / obyek foto akan lebih menarik apabila ditempatkan di antara 4 titik dimana garis saling berpotongan.  Untuk foto-foto landscape atau banyak juga yang menyebut foto pemandangan, ada baiknya menempatkan garis Horison disekitar garis horisontal bawah atau atas.  Dengan mengikuti Rule of Thirds, komposisi foto anda akan terlihat lebih menarik.  

Rule of Thirds adalah panduan komposisi yang terpopuler sampai saat ini, tidak hanya untuk fotografer pemula, bahkan fotografer profesional pun masih menggunakan teknik komposisi ini untuk berkarya.

Fujifilm X-T1 | XF 23 | f/2.8, 1/280, ISO 1600

Fujifilm X-T1 | XF 23 | f/1.4, 1/80, ISO 1600


2. DIAGONALS AND TRIANGLES


"Sebuah gambar bernilai seperti 1000 kata."  Foto pun bisa bercerita.  Pada sebuah film atau cerita ada kalanya emosi kita dipermainkan dari awal hingga tengah film atau cerita dan menuju ke akhir film semua cerita akan menuju penyelesaian, semua pertanyaan-peratnyaan kita akan dijawab lalu ditutup dengan sebuah akhir yang entah itu baik / buruk.  

Foto secara visual bukan gambar bergerak, agar dinamis seperti layaknya sebuah film garis-garis diagonal sangat berperan.  Sebuah garis horisontal memiilki kesan stabil dan garis vertikal juga memiliki kesan kokoh tetapi tetap tergantung dengan fondasi seperti halnya pohon bergantung pada akarnya, lain halnya dengan diagonal yang paling tidak stabil diantara 3 jenis garis.  Diagonal memiliki kesan belum selesai atau tujuan yang belum berakhir.

Cara membuat panduan komposisi diagonal cukup mudah, bisa dilihat pada gambar dibawah ini.

Tariklah garis diagonal dari sudut kiri bawah ke kanan atas atau dari kanan bawah ke kiri atas lalu buatlah garis diagonal reciprocal yang membentuk sudut 90 derajat dari diagonal yang berlawanan.  

Fujifilm X-T2 | XF 23 | f/16, 1/250, ISO 640

Harap diingat bahwa garis-garis tersebut hanya panduan, apabila situasi tidak memungkinkan anda untuk mengambil foto secara pas menurut garis panduan, tetap bisa dicari yang paralel dengan garis panduan tersebut.  Contohnya seperti dibawah ini.

Dengan contoh foto di atas, saya menarik garis diagonal pertama dari arah pandangan mata orang di sebelah kiri lalu saya menarik garis diagonal kedua dari bola hingga lurus ke arah orang yang melompat.  Perpotongan dua garis tersebut berfungsi sama dengan Rule of Thirds yaitu posisi yang disarakan untuk menempatkan subyek.  Perpotongan dua garis atau lebih secara alami akan memunculkan bentuk lain, yang paling lazim adalah segitiga.  Bentuk segitiga sangat kuat untuk 'membuat' pergerakan dalam sebuah foto.  Contoh bentuk segitiga yang muncul dapat dilihat pada foto dibawah ini.

Bentuk segitiga yang besar pada gedung dan bentuk segitiga yang lebih kecil pada orang yang melompat lalu semakin mengecil lagi (foto dibawah) membuat sebuah repetisi sehingga foto menjadi tidak kaku atau menjadi dinamis.

Bentuk segitiga juga dapat digunakan untuk jenis foto portrait.  Contohnya foto dibawah ini.

 

Fujifilm X-T2 | XF 23 | f/4.0, 1/320,ISO 400

 
 
 

Sebagai tips, cobalah untuk memperlakukan negative space sebagai sebuah bentuk juga agar foto menjadi dinamis. (Foto bawah)

 
 

3. FILL THE FRAME


 

Fujifilm X-T1 | XF 23 | f/2.5, 1/30, ISO 1600

 

Fujifilm X-T1 | XF 23 | f/4.0, 1/1000, ISO 800

Memenuhi frame dengan subyek anda dan hanya memberi ruang sedikit atau tidak memberikan ruang sama sekali disekitarnya sangat efektif pada situasi tertentu, sangat membantu orang yang melihat foto untuk fokus sepenuhnya pada subyek tanpa gangguan dan mengeksplorasi semua detail yang ada pada foto tersebut.
 


4. FRAME WITHIN FRAME


Dengan mengikutsertakan frame within frame adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk mengabadikan sebuah depth atau kedalaman dalam sebuah foto.  Contoh-contoh frame di kehidupan sehari-hari adalah jendela, ranting pohon yang menggantung, jembatan, pintu, dan masih banyak lagi.
 

Fujifilm X-T1 | XF 23 | f/6.4, 1/180, ISO 800

Contoh foto yang menggunakan teknik komposisi frame within frame dimana saya mencoba membuat depth foto dengan frame selain menggunakan bentuk yang sudah ada seperti stone arch pada istana tersebut, juga membuat frame melalui prajurit berbaju merah dan hijau.  Saya mencoba bercerita bagaimana istana Gyeongbokgung ini selain dilindungi oleh prajurit, dilindungi oleh bangunan yang kokoh, dan dilindungi juga oleh rakyat (di depan istana).  

Fujifilm X-T1 | XF 23 | f/4.0, 1/800, ISO 800

Dengan foto ini saya mencoba membuat depth dengan garis diagonal dan juga frame within frame.  Tangga / jembatan kayu membentuk sebuah garis diagonal yang mengarahkan ke subyek, dan dua buah frame seolah 'mengunci' subyek.

 

iPhone 5S

 
 
 

Banyak benda-benda di sekitar kita yang dapat menjadi sebuah frame, sebagai contoh vending machine di atas yang mengapit subyek seolah membentuk sebuah frame dan bentuk segitiga pun terbentuk secara alami karena postur subyek.


5. PATTERNS AND TEXTURES


Manusia secara alami sangat tertarik dengan pattern / pola.  Sangat menarik secara visual dan sangat harmonis.  Menerapkan komposisi pola dan tekstur dalam sebuah foto serta dapat digunakan juga untuk mengarahkan mata ke subyek foto anda.

Fujifilm X-T2 | XF 23 | f/5.6, 1/125, ISO 2000

Fujifilm X-T2 | XF 23 | f/2.5, 1/280, ISO 200

Saya mencoba membuat foto mengabadikan kejahilan anak saya ketika berlibur dengan menggunakan teknik komposisi pattern.  Bagi saya yang paling menarik adalah pada saat ada sesuatu yang menginterupsi pattern, contoh di atas adalah foto anak saya menghentikan pattern dengan pose yang unik dan warna baju yang berbeda dengan warna tiang.


6. LEADING LINES


Siapakah subyek/obyek utama foto kita? adalah sebuah pertanyaan yang tanpa kita sadari pasti muncul pada saat melihat sebuah foto.  "Yang harus saya lihat yang mana sih?" Leading lines atau garis yang mengarahkan akan sangat membantu penikmat foto kita agar tahu yang manakah dari foto kita sang subyek.  Dengan memikirkan bagaimana anda menempatkan garis / jalur pada komposisi foto anda, anda akan menggiring mata orang yang melihat foto anda, entah itu menjauhi subyek atau menuju subyek.  Banyak tipe-tipe garis seperti garis lurus, diagonal (sudah dibahas sebelumnya), zigzag, kurva, dan lain sebagainya yang bisa digunakan untuk memperkuat foto anda secara visual.

Fujifilm X-T2 | XF 23 | f/8.0, 1/400, ISO 400

Pada foto ini secara alami saya mencoba bercerita menggunakan garis yang sudah tersedia pada plafon stasiun kereta ini.  Garis menuju ke papan LED dimana di dalam papan tersebut sudah ada beberapa tanda panah yang berfungsi juga sebagai leading lines. Tanda panah tersebut mengarahkan mata kepada banyak jendela kaca yang berbentuk persegi (pattern) sehingga secara natural kita akan mengamati jendela tersebut satu per satu dan mendapat ada siluet orang dari kiri hingga kanan.  

Bentuk jendela kaca juga dapat berfungsi sebagai frame within frame untuk menunjukkan dunia di luar stasiun kereta ini.

Fujifilm X-T2 | XF 23 | f/3.6, 1/8, ISO 1600

Leading lines tidak hanya berbentuk garis tetapi juga bisa berbentuk kurva, sebagai contoh foto di atas yang mengarahkan mata kita kepada gedung yang diapit oleh dua pepohonan (frame within frame).


Demikianlah part-1 dari Komposisi Fotografi.  Kiranya dapat membantu pembaca sekalian untuk mengabadikan momen-momen seru dan menyenangkan pada saat berlibur baik itu bersama keluarga maupun sahabat-sahabat.  Jangan lupa untuk subscribe untuk info cepat dari catatan perjalanan saya dan tips-tips travel photography.  

Sampai jumpa di Part - 2.

 

Terima kasih

Wira Siahaan