Sebagai seseorang yang suka berjalan-jalan, fotografi pemandangan (landscape photography) adalah sesuatu yang pasti saya berikan waktu khusus untuk melakukannya. Landscape Photography adalah salah satu genre paling populer di kalangan pencinta fotografi dan sangat mudah dimengerti kenapa sangat populer. Setiap dari kita pasti pernah melihat satu foto landscape, entah itu di wallpaper laptop atau ponsel, di pameran fotografi, atau bahkan hasil karya teman-teman kita, dan kita terkesima sambil mengucapkan, "Wuih keren banget!" Alam memang selalu memukau kita dengan pesona bentuk dan warnanya.
Tetapi untuk menangkap pesona tersebut dengan media kamera tentunya tidak semudah itu. Selain perlu mempelajari hal-hal teknis fotografi, perlu juga mengetahui sifat-sifat alam seperti waktu matahari tenggelam dan terbit, warna yang dihasilkan pada saat matahari terbit dan tenggelam, kapan waktu air pasang dan surut, jam berapa milky way muncul, dan banyak lagi.
Berikut tips-tips agar dapat menghasilkan foto-foto landscape yang anda inginkan.
1. Lokasi
Salah satu kunci keberhasilan dari Landscape Photography adalah manajemen waktu yang sudah direncanakan sebelumnya. Anda sudah harus jelas akan memotret dimana dan kapan. Mengambil foto pada saat matahari terbit dan terbenam sangat cepat. Anda sudah harus tiba di lokasi minimal satu jam sebelum untuk mempersiapkan semuanya. Sekarang ini cukup mudah untuk merencanakan sebuah perjalanan. Berikut aplikasi-aplikasi yang dapat digunakan untuk mempermudah perencanaan:
a. Google Earth. Dapat digunakan untuk mencari lokasi bahkan perkiraan posisi untuk mengambil foto.
b. Photographer's Ephemeris. Memberikan informasi kapan dan dari arah mana matahari tebenam atau terbit.
c. Star Walk 2 (iOS / Android). Memberikan informasi posisi Milky Way dan jam berapa akan muncul.
d. Dark Sky (iOS / Android). Ramalan cuaca.
e. iSolunar (iOS / Android). Waktu pasang dan surut.
2. Sabar
Tidak jarang komposisi foto terganggu oleh hal-hal yang bersifat alami, seperti formasi awan, bentuk ombak, daun, ranting, formasi pasir, batu, dan lain sebagainya. Bagi saya, salah satu kenikmatan pada saat memotret alam adalah menunggu. Anggap saja seperti meditasi. Saya sering mengalami harus menunggu beberapa lama agar ombak cukup tinggi hingga menjadi bentuk sesuai yang saya inginkan. Apabila angin cukup kencang, awan juga bergerak sangat cepat hingga terkadang kita harus menunggu formasi awan yang 'sreg'. Potretlah alam ketika sedang ‘melakukan’ sesuatu dan untuk itu dibutuhkan kesabaran.
Menunggu merupakan kegiatan paling asik saat memotret landscape. Pada foto ini saya menunggu cukup lama agar ombak memberikan bentuk seperti yang saya mau.
Fujifilm X-T2 | XF 55-200 | Athabasca Filter
3. Jangan malas
Salah satu alasan mengapa kita sering terkagum-kagum oleh foto pemandangan adalah karena pemandangan itu dipotret dengan cara yang belum pernah kita lihat sebelumnya. Foto yang diambil dari puncak gunung membutuhkan banyak waktu dan usaha untuk mendapatkannya, jadi jangan mengandalkan sudut pandang yang mudah terilihat oleh semua orang. Carilah tempat-tempat unik dan aman untuk dijangkau yang menawarkan pemandangan luar biasa. Yang pasti, untuk mendapatkan foto bagus perlu perjuangan seperti bangun pagi, hiking, dan trekking.
Menuju tempat ini mengharuskan menuruni jalan tanah yang cukup curam.
Fujifilm X-T2 | XF 55-200 | Athabasca Filter
4. Fotolah pada saat cahaya terbaik
Cahaya adalah salah satu faktor terpenting dalam setiap foto. Seberapapun indahnya lokasi atau seberapa hebat komposisi diatur - jika cahaya tidak bagus maka foto yang dihasilkan pun tidak akan maksimal. Cahaya terbaik untuk landscape photography adalah golden hour pagi atau pun sore.
Foto saat golden hour sore hari
Fujifilm X-T2 | XF 55-200
Tapi, tantangan landscape photography adalah bagaimana fotografer mampu beradaptasi dan mengatasi kondisi pencahayaan yang berbeda, misalnya, bagaimana mendapatkan foto pemandangan yang bagus walaupun mendung. Pekalah terhadap perubahan-perubahan alam, baik itu awan, angin, pepohonan, dan buatlah foto yang bercerita menggunakan cahaya terbaik yang anda dapatkan.
Karena kondisi mendung dan hujan angin, tidak ada cahaya yang cukup untuk menyinari bangunan candi Borobudur. Saya akhirnya memutuskan untuk membuat foto silhoutte Borobudur .
Fujifilm X-T1 | XF 23 / 1.4
5. Gunakan tripod
Jika anda ingin menangkap momen alam terbaik, pada waktu terbaik, dengan kualitas setinggi mungkin, maka tripod adalah bagian penting dari peralatan fotografi yang wajib anda miliki. Fotografi dalam kondisi kurang terang (misalnya pagi atau sore hari) tanpa tripod akan membutuhkan peningkatan ISO agar dapat menghindari goyangan kamera, yang berarti lebih banyak noise pada foto Anda. Jika anda ingin menangkap momen menggunakan kecepatan rana lambat atau long exposure (misalnya, untuk menangkap gerakan awan atau air) maka tanpa tripod anda tidak akan dapat memegang kamera secara stabil.
Foto ini diambil selama 60 detik. Tidak akan mungkin tanpa tripod.
Fujifilm X-T2 | XF 55-200 | Athabasca Filter
6. Maksimalkan Depth of Field / Create Depth
Memilih kedalaman bidang (Depth of Field) adalah bagian penting untuk memotret pemandangan alam yang menakjubkan. Biasanya landscape photography mengharuskan sebagian besar foto menjadi tajam (foreground dan background) sehingga anda memerlukan kedalaman bidang yang lebih dalam (biasanya antara f/8 ke atas) daripada jika anda mengambil potret manusia. Tetapi kedalaman bidang yang lebih dangkal juga dapat menjadi alat kreatif yang kuat jika digunakan dengan benar, karena dapat mengisolasi subjek dengan menjaganya tetap tajam, sementara sisa gambarnya kabur. Sebagai titik awal, jika anda ingin mempertahankan sebagian besar foto yang tajam, mulailah sekitar f/8 dan naik ke f/11 atau lebih tinggi sampai mendapatkan ketajaman yang diinginkan.
Fujifilm X-T1 | XF 23 / 1.4
Fujifilm X-T2 | XF 10-24 | Athabasca Filter
7. Pikirkan komposisi
Daripada mengandalkan post-production, sebisa mungkin dapatkan komposisi dengan benar ketika mengambil foto. Jika momen tidak terlihat bagus ketika anda melihatnya melalui view finder / LCD, maka foto tersebut tidak akan terlihat bagus dalam hasil akhir. Ada beberapa teknik yang dapat anda gunakan untuk membantu komposisi anda, seperti rule of third, symmetry, diagonal, dan lain sebagainya, tetapi pada akhirnya anda perlu melatih diri untuk dapat melihat suatu momen, merasakan, dan menganalisanya dalam pikiran anda. Informasi macam-macam komposisi bisa dibaca pada tulisan saya tentang komposisi di sini.
Fill the frame.
Fujifilm X-T2 | XF 55-200
Foreground dan background.
Fujifilm X-T2 | XF 55-200
Masukkan manusia ke dalam komposisi.
Fujifilm X-T2 | XF 23 / 1.4
Framing menggunakan pohon dan foreground bunga.
Fujifilm X-T2 | XF 23 / 1.4
8. Eksperimen dengan Shutter Speed dan gunakan filter seperlunya
Filter Neutral Density (ND) dan circular polarizer (CPL) adalah bagian penting dari peralatan untuk setiap landscape photographer. Seringkali anda perlu memanipulasi cahaya supaya dapat menghasilkan foto yang anda inginkan. Sebagai contoh jika anda mengambil foto air, anda mungkin mendapatkan pantulan yang tidak diinginkan dari matahari pada air, yang mana filter Circular Polarizer (CPL) dapat membantu dengan meminimalkan pantulan dan juga meningkatkan warna (hijau dan biru) juga kontras. Tetapi ingat, efek filter CPL tidak akan maksimal apabila anda mengambil foto langsung menhadap matahari atau matahari tepat di belakang anda. Untuk hasil terbaik posisisikan diri anda antara 45 ° dan 90 ° terhadap matahari.
Saya menggunakan CPL filter untuk menghilangkan refleksi matahari pada air sehingga air terlihat jernih.
Fujifilm X-T2 | XF 55-200 | Athabasca CPL Filter
Salah satu tantangan besar landscape photography adalah mendapatkan pencahayaan yang seimbang antara foreground, yang biasanya lebih gelap, dan langit yang cerah. Filter Graduated Neutral Density (GND) membantu mengkompensasinya ini dengan menggelapkan langit sambil menjaga latar depan lebih cerah. Menggelapkan langit sebenarnya dapat dilakukan pada post-production, tetapi seperti yang saya sarankan sebelumnya bahwa dapatkan foto semaksimal mungkin di kamera.
Saya menggunakan GND 0.9 pada langit untuk menyamakan eksposur dengan foreground.
Fujifilm X-T2 | XF 55-200 | Athabasca Filter
Banyak merk-merk filter bagus di pasaran, ada baiknya anda mencari tahu ke toko yang anda percaya dan berkonsultasi. Saya sendiri menggunakan filter Athabasca pada foto-foto di tulisan ini.
9. Lihat histogram
Histogram adalah alat penting dalam fotografi yang anda harus pelajari cara membacanya dan dimanfaatkan untuk memaksimalkan foto anda. Histogram adalah grafik sederhana yang menunjukkan distribusi cahaya dan warna pada foto anda. Sisi kiri grafik mewakili distribusi gelap dan sisi kanan grafik distribusi terang.
Misalnya, jika anda menemukan bahwa sebagian besar grafik bergeser ke satu sisi, ini merupakan indikasi bahwa foto anda terlalu terang atau gelap (terlalu terang atau kurang terang). Kondisi-kondisi terlalu terang / gelap tidak selalu buruk apabila memang itu yang memang anda inginkan. Namun, jika anda menemukan bahwa grafik anda melampaui batas kiri atau kanan, ini menunjukkan bahwa anda memiliki bagian-bagian foto dengan detail yang hilang (daerah hitam murni jika histogram melampaui tepi kiri dan putih murni jika melampaui batas tepi kanan ). Ini adalah sesuatu yang bisa anda hindari dengan melihat histogram saat sedang mencari komposisi.
10. Jangan cepat puas
Kalimat ini berlaku pada apapun profesi anda, termasuk fotografi. Tidak masalah apakah itu landscape atau portrait, jika anda bisa melakukannya dengan lebih baik, maka anda harus melakukannya. Tetapi sering kali karena waktu dan upaya yang diperlukan landscape photography sudah cukup besar, fotografer cepat puas dengan foto yang ‘bagus’, daripada menunggu atau kembali untuk mengambil foto yang lebih baik. Anda harus selalu bertujuan untuk memotret apa pun pada waktu terbaik, dengan cara sebaik mungkin, bahkan jika itu berarti menunggu atau kembali lagi nanti.
Foto saya di Sawarna tahun 2015. Saya cukup terobsesi dengan ombak. Ini pertama kalinya saya memotret landscape sejak 2014 pertama kali belajar foto. Saya merasa belum puas dengan hasil-hasil foto saya tahun 2015 ini.
Fujifilm X-T1 | XF 23 / 1.4
Kembali lagi ke Sawarna tahun 2017. Mencoba memotret ombak dengan lensa zoom tele. Saya cukup puas tetapi masih merasa ada yang kurang.
Fujifilm X-T2 | XF 55-200
Tahun ini, 2018, saya kembali lagi ke Sawarna dan dengan lensa zoom tele yang sama dan tetap memotret ombak. Kali ini saya cukup puas dan foto pun saya cetak.
Fujifilm X-T2 | XF 55-200 | Athabasca Filter
11. Gunakan format file RAW
Sederhananya, jika kamera anda mampu mengambil foto dalam format RAW, saya sarankan anda selalu menggunakannya. File RAW memiliki lebih banyak informasi dibandingkan dengan JPEG, dan memberikan fleksibilitas yang jauh lebih besar pada saat post-production tanpa kehilangan kualitas. Ingat, anda selalu dapat mengekspor file RAW ke dalam format apa pun yang Anda perlukan, tetapi anda tidak akan dapat merubah file JPEG menjadi RAW.
12. Eksperimen
Jangan lupa, untuk semua teknik dan aturan yang ada untuk membantu komposisi dan proses pengambilan foto, selalu ada ruang untuk bereksperimen. Salah satu keunggulan fotografi digital adalah kita dapat mengambil foto tanpa membuang-buang film negatif, jadi ada banyak kesempatan untuk melanggar peraturan dan mencari gaya kita sendiri.
Ini adalah foto landscape pertama saya mencoba menggunakan lensa tele dan saya langsung jatuh cinta memotret landscape menggunakan lensa tele ketimbang menggunakan lensa wide.
Fujifilm X-T1 | Minolta lens
Foto landscape tidak harus selalu disajikan dengan orientasi landscape. Saya memiliki kecenderungan menyukai orientasi portrait untuk memotret landscape. Hal ini saya ketahui pada saat mencoba-coba mencari angle dan frame pada saat memotret landscape.
Fujifilm X-T2 | XF 55-200
DIsini saya mencoba melakukan long exposure selama 8 menit.
Fujifilm X-T2 | XF 10-24 | Athabasca Filter
Demikian tips-tips landscape photography yang bisa saya bagikan, dengan latihan, kerja keras, dan kesabaran, kita semua bisa menghasilkan foto alam yang bagus. Semoga genre ini semakin populer dan bisa mempromosikan alam Indonesia ke dunia.
Jangan lupa untuk subscribe ke newsletter saya untuk mendapatkan informasi tulisan terbaru dan tips-tips fotografi.
Selamat memotret,
Wira Siahaan